10 Puisi Pendidikan Singkat
Puisi Pendidikan – Tahukah Anda bahwa pendidikan adalah bagian dari kehidupan yang menjadi landasan utama, permasalahan, ideologi, semangat dan segala sesuatu yang melingkupi bidang pendidikan merupakan sisi sensitif dari para aktor yang terlibat.
Contoh Puisi Pendidikan yang Singkat
Baca Juga: Cendekiawan islam dibidang ilmu
“Anak Anak Belajar dari Kehidupannya” Karya Dorothy Law Nalte
Jika anak di besarkan dengan celaan,
ia belajar memaki.
Jika anak di besarkan dengan permusuhan,
ia belajar berkelahi.
Jika anak di besarkan dengan cemoohan,
ia belajar rendah diri
Jika anak di besarkan dengan hinaan,
ia belajar menyesali diri.
Jika anak di besarkan dengan toleransi,
ia belajar menahan diri.
Jika anak di besarkan dengan dorongan,
ia belajar percaya diri.
Jika anak di besarkan dengan pujian,
ia belajar menghargai.
Jika anak di besarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan,
ia belajar keadilan.
Jika anak di besarkan dengan rasa aman,
ia belajar menaruh kepercayaan.
Jika anak di besarkan dengan dukungan,
ia belajar menyenangi dirinya.
Jika anak di besarkan dengan kasih sayang dan persahabatan,
ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
Baca Juga: Terbentuknya Sejarah Pendidikan di Indonesia
“Apa Kabar Pendidikan Negeriku” Karya Dian Hartanti
Sampai kini saya tidak tahu
Apakah titel sarjana nan dibangga-banggakan ayahku dulu
Dapat menyambung lambungku, istriku dan anak-anakku
Tujuh belas tahun sudah segudang uang di lumbung keringat ayah ibuku
Kuhabiskan di meja pendidikan
Namun saya tetap tidak mampu memberi anak-anakku sesuap makan
Tujuh belas tahun sudah kuhabiskan waktuku di ruang gerah sekolah dan kuliah
Saya hanya terampil menyontek garapan temanku
Aku sekedar terampil membajak dan menjiplak karya negeri orang
Aku terampil mencuri ide-ide bukannya mencipta
Apa kabar pendidikan negeriku
Adakah kini kau sudah berbenah
Sehingga anak cucu ku akan bisa merasai sekolah nan indah
Dan masa depan nan cerah?
“Pesan dari Guru” Karya Ruhama
Kulihat dari kejauhan Ia memarkir sepeda tuanya
Kulihat keringat berkilap di dahinya
Kudengar suara napasnya yang terengah-engah
Kucium aroma keringat yang berbaur dengan parfumnya
Tersungging senyum manis dari bibirnya
Bibir yang selalu mengucap kata-kata mutiara
Mulut yang tak henti mendoakan siswanya
Bibir yang mengeluarkan ilmu untuk diajarkan kepada siswanya
Suatu hari, Ia pernah berkata,
“Anak-anakku, kita memang hidup di desa
Terpencil.. Jauh dari ramainya ibu kota
Tapi… Jangan pernah kalian merasa kerdil
Bangkitlah… Bergeraklah… berjuanglah…
Hancurkan kebodohanmu
Raih cita-citamu
Bangkit dari tidurmu dan gapai mimpi indah itu
Aku memang orang tua yang sudah sepuh
Tapi, cintaku pada kalian takkan pernah lusuh”
Baca Juga: Pendidikan Orang Dewasa
“Sajak Ujian Nasional” Karya Norman Adi Satria
Bila harinya tiba
Tiba-tiba kita baru sadar bahwa inilah harinya
Belajar 9 cawu atau 6 semester
Hanya ditentukan ketuntasannya
6 hari dalam seminggu
Pusing tiba-tiba menyerang
Untung akal muslihat masih terang
Lebih baik menjatuhkan badan di ruang ujian
Dan teriak-teriak meniru suara harimau atau kadal
Yang penting judulnya kesurupan
Esoknya kita melihat akting kita di layar kaca
Jadi berita
Bukankah belajar itu tidak gampang?
Tentu, bagi orang yang tak perlu ilmu
Tapi menceburkan diri ke bangku sekolahan
Kalau gagal, bisa fatal
Mengulang, menanggung malu
Meninggalkan, sama saja membuang masa depan
Sedangkan kita punya mimpi-mimpi
yang terlanjur ditargetkan
Lalu kita terhasut aneka wacana
Bahwa ujian nasional
bukanlah penilaian bijaksana
Ini salah pemerintah
Salah menteri
Ini salah presiden
Ini semua salah bapak ibu mengapa menyekolahkan
Kita tidak merasa salah
Dengan dalil kenakalan remaja
Memang harus dialami ketika remaja
Kalau ketika dewasa itu disebut kenakalan dewasa
Om atau tante nakal misalnya
Karena berpusing dengan aneka pikiran
Malam tak bisa membawa kantuk
Esok pagi datang ke sekolah
Dengan tangan berisi pensil 2B
Tapi pikiran kosong
Ketika melihat soal ujian
“Mengejar Mimpi” Karya Mohammad Sya’roni
Bilamana mentari bangun pagi
Ku telah berlari memulai hari
Mentari tersenyum menyemangati
Diiringi syahdunya merpati bernyanyi
Walau kerikil tajam ku temui
Kalau angin pagi menusuk ulang ini
Walau hujan memandikan diri ini
Kalau ransel membebani raga ini
Namun, tak menyerah diri ini
Semakin kilat lari ini
Tuk menuju sekolah yang menanti
Tempatku menuntut ilmu tuk nanti
Walau kadang tak paham ilmu ini
Ku tanyakan pada guru tiap hari
Walau tugas menumpuk tanpa henti
Tak kenal lelah ku kerjakan semua ini
Ku takkan menyerah mengejar mimpi
Walau badai kehidupan melempar diri ini
Ke lautan putus asa dan malas diri
Namun, ku bangkit lagi mengejar mimpi
Dengan doa dan usaha ku kejar mimpi
Dan tawakal pada sang illahi
Ku jadikan pelecut tuk mengejar mimpi
Demi masa depan yang syahdu nanti
Baca Juga: 5 Bahasa Aneh di Dunia
“Taman Ilmu” Karya Nur Wachid
“Puisi untuk Kartini” Karya Pena Adeindra
“Pahlawan Pendidikan” Karya Nur Wachid
“Buku” Karya Erni Ristyanti
“Ruyung yang Ku Pilih” Karya Nurun Nadia binti Masron
Baca Juga: Sejarah Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS)
Semoga informasi ini bermanfaat untuk kalian semua sebagai ilmu pendidikan yang kalian cari!
Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya di gbnschool.org banyak banget ilmu pendidikan di sini yang bisa kalian pelajari.
Itu lah sederet puisi tentang pendidikan eitssss, Aku mau kasih tahu juga loh guys kalau mendengarkan musik sambil belajar dapat meningkatkan mood dan di kaitkan dengan peningkatan kemampuan fungsi kognitif otak juga guys, terutama memori loh berikut lirik lagu joji “Glimpse Of Us” yang sedang viral